Senin, 19 Oktober 2009

AHMAD TOHARI.JAWA.PALARASA.SANTANU.DEWI LARA AMIS.ELITIS.POPULIS.

"KITA TAK HENTI2 MENCARI SIMPUL PERMASALAHAN YG MEMBELIT BANGSA.
Meski PENCARIAN dilakukan kian kemari, apa yg DICARI tak kunjung terjumpai.
sebagai manusia kita ALPA, bahwa sejatinya persoalan itu MELEKAT PADA DIRI SENDIRI,"
kata Ahmad Tohari.

Katanya selanjutnya, "Pemuda2 JAWA yg berkongres pd 28/10-28, misalnya, dg LEGOWO menerima Bahasa MelayU menjadi bahasa persatuan."

"Jagad pewayangan menguar keteladanan serupa.
Palarasa yg tengah berseteru dg Santanu karena bersaing memperebutkan cinta DEWI LARA AMIS, memilih mundur.
Hal itu ia lakukan untuk menghentikan jatuhnya korban dari kalangan rakyat sipil."
"KITA SEMUA INI SANTANU, yg lebih suka mengedepankan EGO dan AMBISI.
Sedangkan, pemuda2 Jawa yg dg legowo menerima Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, itu PALARASA.
Pemuda2 itu telah menunjukkan PATRIOTISME yg serupa DAHSYAT dg apa yg ditunjukkan para pemuda 1945.
Lalu, apakah kita sebagai orang Jawa bisa menunjukkan orientasi populis, yg menutamakan sisi kerakyatan?"

"BUDAYA ELITIS BAGAI TELAH MEREMBES KE SENDI2 KEHIDUPAN MASYARAKAT, tak terkecuali PARTAI POLITIK.
BAGAIMANA MAU MEWAKILI RAKYAT, KALAU ORIENTASINYA JUSTRU KE ATAS, bukan ke bawah?
TOHARI MASIH MENCARI rujukan orientasi budaya populis di ranah KEAGAMAAN."

"Untuk mengubah keadaan, Tohari menyarankan kepada orang JAWA UNTUK MENJADI PIONER."
Suara Merdeka 19/10-09, oleh Rukardi-77.

KOMENTAR:
Persoalan melekat pada diri sendiri:
Apa itu?
PERSOALANNYA ADALAH, SEKITAR 80% MUSLIMUN TAK HAFAL TERJEMAHAN FATIHAH.
ITU REALITAS. Harap jangan disepelekan.
Budaya populis di rAnah KEAGAMAAN:
BERBASIS SEKITAR 80% MUSLIMUN YG TAK HAFAL TERJEMAHAN FATIHAH.
TAK BERTAQWA, MASIH MUNAFIQ. PRO KORUPSI, PRO KEMAKSHIYYATAN, anti pembangunan kesejahteraan bagi semua rakyat.
BUDAYA POPULIS AKAN UNGGUL BILA TRUTAMA 100% (MAYORITAS) MUSLIMUN HAFAL TERJeMAHAN FATIHAH.
Wallohu a'lamu bil haq.
Gimana komentar teman2 ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARAP PEMBACA MEMBERI KOMENTAR, KRITIK, SARAN, TANGGAPAN.